Khamis, 30 April 2009
Rabu, 29 April 2009
Pelangi Petang

*
*
*
* * * * *
Ku meniti
awan yang kelabu
Ku tempuhi
lorong yang berliku
Mencari sinar yang menerangi
Kegelapanku
Ku percaya
pasti suatu masa
Sang suria
kan menyinar jua
Membawa harapan yang menggunung
Bersamanya…
Engkau tiba
bagaikan pelangi
Tak bercahaya
namun kau berseri
Tapi cukup menghiburkan
Hati ini
Seharian
waktu bersamamu
Tak terasa
saat yang berlalu
Bagai pelangi petang kau kan pasti
Pergi jua…
* * * * *
*
*
*
Terima Kasih kerana hadir dalam hidupku, menyinar bak pelangi, walau seketika, amat ku hargai dan terkesan dalam diri ini. Aku menyesal dengan tindakan ku, namun tidak ku kesal mengenalimu... maafkan lah aku
Selasa, 28 April 2009
Bayu Sepi
Maaf,
Pabila kau sepi…..
Aku sunyi.
Pabila kau sepi…..
Aku sunyi.
Maaf,
Pabila kau diam…..
Aku rindu.
Pabila kau diam…..
Aku rindu.
*
*
*
Maaf,
Pabila kau pergi…..
Aku resah.
Pabila kau pergi…..
Aku resah.
*
*
*
Maaf,
Aku bukan-lah udara
Yang bisa kau hirup dalam
Memberikan segar di segenap sanubari
Aku bukan-lah udara
Yang bisa kau hirup dalam
Memberikan segar di segenap sanubari
*
*
*
Aku hanyalah bayu
Yang hanya melintas lalu
Menyapa lembut ke pipi mu
Pada waktu yang tidak diundang.
Yang hanya melintas lalu
Menyapa lembut ke pipi mu
Pada waktu yang tidak diundang.
Maaf,
Yang hadir dari bibir
Mungil mu itu.
Yang hadir dari bibir
Mungil mu itu.
*
*
*
*Picture courtesy from Colourcloud Palace, one of my favorite anime.
Isnin, 27 April 2009
Jiwa kacau
Jangan dekat atau
Jangan datang kepadaku lagi
Aku semakin tersiksa
Karena tak memilikimu
Ku coba jalani hari
Dengan mengganti dirimu
Tapi hatiku selalu
Berpihak lagi padamu
Mengapa semua ini
Terjadi kepadaku
Tuhan maafkan diri ini
Yang tak pernah bisa
Menjauh dari angan tentangnya
Namun apalah daya ini
Namun apalah daya ini
Bila ternyata sesungguhnya
Aku terlalu cinta dia
Atas Nama cinta
Aku wanita yang punya cinta di hati
Atas Nama cinta
Aku wanita yang punya cinta di hati
Dan dirimu dan dirinya dalam hidupku
Mengapa terlambat cintamu telah termiliki
Sedang diriku dengan dia tak begitu cinta
Mengapa yang lain bisa
Mendua dengan mudahnya
Namun kita terbelenggu
Dalam ikatan tanpa cinta
Atas nama cinta
Hati ini tak mungkin terbagi
Sampai nanti bila aku mati
Cinta ini hanya untuk engkau
Atas nama cinta
Kurelakan jalanku merana
Asal engkau akhirnya denganku
Ku bersumpah atas nama cinta
Sabtu, 25 April 2009
To My Soulmate
*
*
*
*
*
Somehow, out of the twists and turns our lives could have taken, and out of all the chances we might have missed, it almost seems like we were given a meant-to-be moment – to meet, to get to know each other, and to set the stage for a special togetherness.
When I am with you, I know that I am in the presence of someone who makes my life more complete that I ever dreamed it could be, I turn to you for trust, and you give it openly. I look to you for inspiration, for answers, and for encouragement, and – not only do you never let me down – you lift my spirits up and take my thoughts to places where my troubles seem so much further away and my joys feel like they’re going to stay in my life forever.
I hope you’ll stay forever, too. I feel like you’re my soul mate. And I want you to know that my world is reassured by you, my tomorrows need to have you near, so many of my smiles depend on you, and my heart is so thankful that you’re here.
When I am with you, I know that I am in the presence of someone who makes my life more complete that I ever dreamed it could be, I turn to you for trust, and you give it openly. I look to you for inspiration, for answers, and for encouragement, and – not only do you never let me down – you lift my spirits up and take my thoughts to places where my troubles seem so much further away and my joys feel like they’re going to stay in my life forever.
I hope you’ll stay forever, too. I feel like you’re my soul mate. And I want you to know that my world is reassured by you, my tomorrows need to have you near, so many of my smiles depend on you, and my heart is so thankful that you’re here.
*
*
*
*
*

*picture courtesy from Honey and Clover, one of my favorite anime.
Jumaat, 24 April 2009
Debu - Debu Dosa

Ke arah mana halanya
Bagi insan yang terleka
Mengejar nikmat dunia
Bagaikan hidup selamanya
Tak peduli dosa noda
Seksa azab neraka
Hidup jauh dari rahmatNya
Terpedaya pada dunia
Pentas ciptaan manusia
Terlupa pada segala
Mengikut nafsu semata
Membiar syaitan beraja
Di hati dan juga jiwa
Mengejar dunia penuh debu dosa
Teguhkanlah iman dalam diri
Moga dikau akan merasai
Betapa indah nikmat Ilahi
Dan yakin kau akan dirahmati
Harus kau percaya dengan pasti
Dunia tidak kekal abadi
Hanya menguji cekalnya hati
Sebagai khalifah yang sejati
Tak perlu kau meragui
Andai teguh keimananmu
Pasti bahagia menanti
Di akhirat yang abadi
Khamis, 23 April 2009
Mengejar Bayang

Bayu kegersangan
Mengiringi perpisahan
Awan kesedihan
Membiaskan sinar kebahagiaan
Bibit kemesraan menghukum fikiran
Ku cuba untuk melupakan
tapi sering tergoda akan
wangian bunga kerinduan
Rendang kasihmu
Sekilas cuma
Redup belaianmu
Tidak terkata
Cintamu harum semerbak kemboja
Seindah nian menelan kelam
Bawa dirimu
Jauh dariku
Bukan ini pinta hatiku
Tapi takdir Tuhan Yang Satu
Maafkan diriku
Doakan ku tenang
Berteman sepi tanpamu sayang
Bersama tangis kerinduan
Melawan gelora keinginan
Ku tahu segalanya mungkin
Tapi hati telah tertawan
pada jelingan sang kesunyian
Kini ku pasti
Sirih tak akan pulang ke gagang
Janji terlerai tak lagi dipegang
Wajahmu terus jauh melayang
Jalinan kenangan terungkai hilang
Cukuplah hanya
Untuk kali ini
Kerna ku tahu ku hanya
mengejar bayang...
Rabu, 22 April 2009
Rain.Sun.Rainbow.
Let the rains falls, its comforts me.
Let the sky shows my emotions.
Let the sky shows my emotions.
*
*
*
Let the rains falls, its comforts me.
Let the rains wash away the sadness.
Let the rains drown my tears.
Let the rains wash away the sadness.
Let the rains drown my tears.
*
*
*
Soon the sun will shine.
I will stay here.
Till the day my sunshine returns.

*
*
*
Just as the rainbow comes after rain.
So will joy come after pain.

Selasa, 21 April 2009
Rapuh
Di ketika ini, masih lagi tiada senyuman yang di ukir pada bibir ini, masih lagi tiada garis-garis halus yang terbina dari lirik mata ini, masih lagi tiada gelak tawa yang hadir dari mulut ini. Emang-nya penangan kali ini amat berat untuk di tanggung sendiri, seumpama kehilangan separuh dari diri ini, bagaikan tiada sezarah halus pun nyali dan semangat juang dalam diri ini...
Tiada ku duga
Permulaan yang jernih
Menjadi keruh dengan tiba-tiba
Bisa rintangan antaraku dan dia
Cinta terlarang oleh orang tua
...
..
.
“You, I’m your 2nd half, remember? Apa you buat, I tetap ada dengan you.”
“Kalau esok lusa I tak contact you, you still okay kan?”
“You jaga diri ya…jangan buat benda-benda yang tak patut”
“You, kenapa sedih lagi? Sorry ya”
“I tahu, you lagi kuat dari I”
Di saat ini....
Diri ini amat rapuh, bisa lerai walau dilintas sang bayu yang lembut sekalipun.
Maaf....
Sesungguhnya diri ini tidak sekuat yang engkau fikirkan…
Andai....
Airmata ini, bisa menguntumkan senyum diwajah mereka-mereka semua...
...
..
.
Relakan ku terusan menangis di hujung sana…….
Ya Allah beri aku kekuatan
Ya Allah beri aku ketabahan
Ya Allah aku sanggup berkorban
Demi rahmat-Mu ya Allah...
Tiada ku duga
Permulaan yang jernih
Menjadi keruh dengan tiba-tiba
Bisa rintangan antaraku dan dia
Cinta terlarang oleh orang tua
...
..
.
“You, I’m your 2nd half, remember? Apa you buat, I tetap ada dengan you.”
“Kalau esok lusa I tak contact you, you still okay kan?”
“You jaga diri ya…jangan buat benda-benda yang tak patut”
“You, kenapa sedih lagi? Sorry ya”
“I tahu, you lagi kuat dari I”
Di saat ini....
Diri ini amat rapuh, bisa lerai walau dilintas sang bayu yang lembut sekalipun.
Maaf....
Sesungguhnya diri ini tidak sekuat yang engkau fikirkan…
Andai....
Airmata ini, bisa menguntumkan senyum diwajah mereka-mereka semua...
...
..
.
Relakan ku terusan menangis di hujung sana…….
Ya Allah beri aku kekuatan
Ya Allah beri aku ketabahan
Ya Allah aku sanggup berkorban
Demi rahmat-Mu ya Allah...
Ahad, 19 April 2009
Hadapi Dengan Senyum

* * * * * * * * *
Entah kenapa, semakin aku cuba untuk tersenyum, semakin menderas airmata yang tumpah ke pipi, semakin aku cuba untuk melupakan, semakin kerap kenangan itu menerjah masuk ke peti minda ini, semakin aku cuba untuk menepis rindu ini, semakin pantas rasa itu datang bertandang tanpa diundang.
Hati ini menjadi semakin sakit, sakit dek rindu yang tak mampu ditanggung, sakit dek sayang yang tak mampu diluah, sakit dek kasih yang tak mampu dicapai, sakit dek cinta yang tak mungkin kesampaian.
Disini, ingin ku ucapkan terima kasih kepada-mu, kerana membuat hidup sepi ku bahagia dan ceria walau hanya seketika, kau menghidupkan siang-ku dengan kata-kata manis-mu, kau melenakan malam-ku dalam bobokkan gemersik irama-mu, kau lukiskan hari-hari ku dengan warna-warni keindahan, kau hangatkan jiwa ini dengan gubahan madah terindah untuk-ku, kau hidupkan hati ini dengan belaian romantis-mu, kau sangkal diri ini dengan tegas tapi comel, kau tegur diri ini dengan penuh kritis tapi sweet, kau abadikan cinta-mu dengan ukiran kenangan terindah yang tak mampu untuk aku lupuskan. Engkau-lah yang terbaik pernah hadir dalam hidup-ku.
Terima kasih atas lagu di-atas, akan ku hadapi semua dengan senyuman, walau ku tahu amat perit untuk ku bendung airmata ini, akan ku hadapi semua dengan tenang, sungguh pun sukar untuk aku menahan galau dihati ini, akan ku terima untuk pasrah dalam merelakan ketentuan-Nya, sememangnya aku sedar aku tak mungkin akan menang…
Dikala entri ini ditulis, pelupuk mata ini masih lagi basah, airmata ini masih degil tidak mahu berhenti, tidak pasti kapan akan mengering, maaf, kerana aku juga cenggeng dan amat rapuh ketika ini. Izinkan la aku berterusan menangis, sampai masa pasti akan berhenti jua, cuma-nya aku tidak pasti bila...

Jumaat, 17 April 2009
Doa Seorang Hamba

wahai tuhanku Yang Esa
bila kenangkan qahar-Mu
rasa gerun dihatiku
kerana takutkan siksa-Mu
hamba-Mu rasa berputus-asa
siapakah dapat bersihkan diri
dari segala dosa yang memburu
setiap hari setiap ketika
tika mengenang rafat-Mu
putus asa tiada lagi
semangatku pulih semula
harapanku subur kembali
ujian menimpa menekan dijiwa
tak sanggup meneruskan perjuanganku
mehnah-Mu itu penghapus dosaku
mengganti hukuman-Mu di akhirat
di waktu mengenang rahmat-Mu
terasa diri kurang bersyukur
pada-Mu harus ku memohon
moga syukurku bertambah
alangkah susahnya mendidik nafsuku
yang tidak melihat kebenaran-Mu
Ya Allah tuhanku bantulah hamba-Mu
dalam mendidik jiwaku ini
bila kenangkan qahar-Mu
rasa gerun dihatiku
kerana takutkan siksa-Mu
hamba-Mu rasa berputus-asa
siapakah dapat bersihkan diri
dari segala dosa yang memburu
setiap hari setiap ketika
tika mengenang rafat-Mu
putus asa tiada lagi
semangatku pulih semula
harapanku subur kembali
ujian menimpa menekan dijiwa
tak sanggup meneruskan perjuanganku
mehnah-Mu itu penghapus dosaku
mengganti hukuman-Mu di akhirat
di waktu mengenang rahmat-Mu
terasa diri kurang bersyukur
pada-Mu harus ku memohon
moga syukurku bertambah
alangkah susahnya mendidik nafsuku
yang tidak melihat kebenaran-Mu
Ya Allah tuhanku bantulah hamba-Mu
dalam mendidik jiwaku ini
Selasa, 14 April 2009
Kenangan-Ku
Hari ini, saya masih lagi ingin mengekalkan entri berunsur syok sendiri… ha ha, saya peduli apa, bukan saya ada mengganggu sesiapa pun bahkan rumah saya ini juga sepi tiada penggunjung.
Sebelum itu, ingin saya bertanya dengan kalian yang hanya menjadi silent reader disini, sudah tentu kalian pernah bercinta bukan? Jika tidak pun, perasaan meminati sesaorang sudah tentu ada, lumrah kita manusia, tidak lepas dari tempias perasaan yang halus itu, perasaan yang bisa buat kita rasa teramat bahagia, bagaikan terbang di hamparan langit biru, seolah-olah berkejaran diatas jalanan pelangi nan indah. Umpama bermimpi di siang hari dan igau di malam-nya. Ha ha ..asyik bukan…
Sayang, ada kalanya, indah tidak selalu bertandang lama, sedikit sebanyak akan timbul juga perasaan-perasaan yang tidak enak, takkala cemburu datang menjelma misalnya, mungkin juga takkala kita menilai atau membezakan pasangan kita. Jadi dimana kata-kata “aku terima kamu seadaa-nya” itu pergi ya? Ataupun, kemana hilangnya “saya tidak menginginkan apa-apa darimu, teruslah menjadi diri-mu”. Ha ha…Di ketika itu, setiap yang manis menjadi kelat, yang indah bertukar ngeri, sungguh tidak menyeronokkan sama sekali.
Tapi…
Jika si dia pandai memujuk, menutur bahasa umpama melagu puisi di corong telefon, maupun menitipkan esemes berbunga kata, adakah rajuk-mu akan lama?.. saya yakin, sebagai wanita, di pujuk dengan anyaman bahasa nan indah, umpama satu kemaafan yang sempurna bukan…
Dengan itu, ingin saya kongsi bersama anda, kenangan dari saya, ketika saya dan dia bertikam lidah, kami lebih senang meluahkan mahupun memujuk dengan cara yang amat berseni, pada perasaan dan penelitian saya, jika kalian rasa tidak, tak ada hal punya. Janji kita layan…. He he
Bait-bait kata ini
Kukirim kan lewat sms
Buat sang kekasih
yang remuk hatinya
Dek penangan egoku
Yg redam perasaannya
Oleh keangkuhan ku
Habibah ku ……. Suri
Aku disini dirundung malu
Malu pada kau
Pada diri sendiri
Lantaran gagal membuat kau bahagia
Dan rasa ini membunuhku
Buat kau yg selalu ku rindu
Aku sayangkan kau
Amacam?? Cair bukan… sedangkan ketika membacanya saja sudah tersengih-sengih, berguling-guling bahagia…cewahh...perasan sungguh saya...ini balasan saya, sudah cair sedikit…ahaks
Usah merasa malu hingga memakan diri
Seganmu pada diri bikin hati Suri pedih
Usahlah sayangku menghukum Suri begini
Diam sayang bikin Suri bertambah sedih
Gelisah jiwa asik memikirkannya
Adakah sayang sudi memaafkan khilafku
Remuk redam hatiku ada penawarnya
Nyatakan sayang dan rindumu hanya untuk-ku
Ha ha ha… sungguh memalukan menempek-nya disini, rupanya susah juga ingin memujuk hati pria ini jika sudah tinggi rajuk-nya. Apa-tah lagi dia yang dikenali sebagai perjaka yang empunya super-ego yang tersendiri. Mari kita lihat balasan dia ya… dan seterusnya dari saya..kita layan saja-lah sampai ending…he he
Ibarat bunga mekar yang tercantas
Perlukan masa untuk kembali
Bertunas dan mekar semula
Kalau tak dijaga dengan baik
Hasil yang diberi takkan sama
Dengan yang sebelum-nya
Kalau begitu kira-nya.
Tunas yang baru takkan saya ganggu
Akan saya tunggu sehingga ia berbunga
Semoga harumnya
Dapat menyapa saya
Adat orang berkasih sayang
Diuji pelbagai macam halangan
Barang lepas usah dikenang
Jadikan pengajaran sentosa hubungan
Rindu dikalbu tidak terhingga
Kapan bunga kan bertunas semula
Berilah petua untuk membaja dan menjaga
Agar bunga kesayanganku mekar segera
Bunga tercantas dijaga bersungguh
Agar tumbuh mekar mewangi
Biar lah Suri usah resah
Hati ini ku pujuk sendiri
Jual mahal dan melucukan bukan kami berdua, seolah-olah bercinta pada zaman Hang Tuah gaya-nya, sejujurnya, memang indah jika bergaduh menggunakan kata-kata sebegini, sedikit sebanyak dapat mengurangkan amarah yang ada, hati terus terubat dan kembali lembut semula. Ingin saya syorkan kepada anda semua. Apa kata kalian mencuba-nya juga. Selamat Berjaya…
* harap maklum, semua ayat-ayat diatas, tidak di-edit sama sekali, jadi minta di maafkan akan kesalahan ejaan mahupun suku-kata pada ayat-ayat tersebut ya.
Sebelum itu, ingin saya bertanya dengan kalian yang hanya menjadi silent reader disini, sudah tentu kalian pernah bercinta bukan? Jika tidak pun, perasaan meminati sesaorang sudah tentu ada, lumrah kita manusia, tidak lepas dari tempias perasaan yang halus itu, perasaan yang bisa buat kita rasa teramat bahagia, bagaikan terbang di hamparan langit biru, seolah-olah berkejaran diatas jalanan pelangi nan indah. Umpama bermimpi di siang hari dan igau di malam-nya. Ha ha ..asyik bukan…
Sayang, ada kalanya, indah tidak selalu bertandang lama, sedikit sebanyak akan timbul juga perasaan-perasaan yang tidak enak, takkala cemburu datang menjelma misalnya, mungkin juga takkala kita menilai atau membezakan pasangan kita. Jadi dimana kata-kata “aku terima kamu seadaa-nya” itu pergi ya? Ataupun, kemana hilangnya “saya tidak menginginkan apa-apa darimu, teruslah menjadi diri-mu”. Ha ha…Di ketika itu, setiap yang manis menjadi kelat, yang indah bertukar ngeri, sungguh tidak menyeronokkan sama sekali.
Tapi…
Jika si dia pandai memujuk, menutur bahasa umpama melagu puisi di corong telefon, maupun menitipkan esemes berbunga kata, adakah rajuk-mu akan lama?.. saya yakin, sebagai wanita, di pujuk dengan anyaman bahasa nan indah, umpama satu kemaafan yang sempurna bukan…
Dengan itu, ingin saya kongsi bersama anda, kenangan dari saya, ketika saya dan dia bertikam lidah, kami lebih senang meluahkan mahupun memujuk dengan cara yang amat berseni, pada perasaan dan penelitian saya, jika kalian rasa tidak, tak ada hal punya. Janji kita layan…. He he
Bait-bait kata ini
Kukirim kan lewat sms
Buat sang kekasih
yang remuk hatinya
Dek penangan egoku
Yg redam perasaannya
Oleh keangkuhan ku
Habibah ku ……. Suri
Aku disini dirundung malu
Malu pada kau
Pada diri sendiri
Lantaran gagal membuat kau bahagia
Dan rasa ini membunuhku
Buat kau yg selalu ku rindu
Aku sayangkan kau
Amacam?? Cair bukan… sedangkan ketika membacanya saja sudah tersengih-sengih, berguling-guling bahagia…cewahh...perasan sungguh saya...ini balasan saya, sudah cair sedikit…ahaks
Usah merasa malu hingga memakan diri
Seganmu pada diri bikin hati Suri pedih
Usahlah sayangku menghukum Suri begini
Diam sayang bikin Suri bertambah sedih
Gelisah jiwa asik memikirkannya
Adakah sayang sudi memaafkan khilafku
Remuk redam hatiku ada penawarnya
Nyatakan sayang dan rindumu hanya untuk-ku
Ha ha ha… sungguh memalukan menempek-nya disini, rupanya susah juga ingin memujuk hati pria ini jika sudah tinggi rajuk-nya. Apa-tah lagi dia yang dikenali sebagai perjaka yang empunya super-ego yang tersendiri. Mari kita lihat balasan dia ya… dan seterusnya dari saya..kita layan saja-lah sampai ending…he he
Ibarat bunga mekar yang tercantas
Perlukan masa untuk kembali
Bertunas dan mekar semula
Kalau tak dijaga dengan baik
Hasil yang diberi takkan sama
Dengan yang sebelum-nya
Kalau begitu kira-nya.
Tunas yang baru takkan saya ganggu
Akan saya tunggu sehingga ia berbunga
Semoga harumnya
Dapat menyapa saya
Adat orang berkasih sayang
Diuji pelbagai macam halangan
Barang lepas usah dikenang
Jadikan pengajaran sentosa hubungan
Rindu dikalbu tidak terhingga
Kapan bunga kan bertunas semula
Berilah petua untuk membaja dan menjaga
Agar bunga kesayanganku mekar segera
Bunga tercantas dijaga bersungguh
Agar tumbuh mekar mewangi
Biar lah Suri usah resah
Hati ini ku pujuk sendiri
Jual mahal dan melucukan bukan kami berdua, seolah-olah bercinta pada zaman Hang Tuah gaya-nya, sejujurnya, memang indah jika bergaduh menggunakan kata-kata sebegini, sedikit sebanyak dapat mengurangkan amarah yang ada, hati terus terubat dan kembali lembut semula. Ingin saya syorkan kepada anda semua. Apa kata kalian mencuba-nya juga. Selamat Berjaya…
* harap maklum, semua ayat-ayat diatas, tidak di-edit sama sekali, jadi minta di maafkan akan kesalahan ejaan mahupun suku-kata pada ayat-ayat tersebut ya.
Isnin, 13 April 2009
Pantun
Disubuh sepei pagi tadi, ketika sedang memandu, di dalam perjalanan dari Seremban ke Kuala Lumpur, sambil menikmati keindahan pagi diselaputi kabus tebal yang terhasil dari hujan yang melebat malam tadi. Saya asyik mendengar celoteh penyampai-penyampai saluran radio Sinar.Fm yang tak lekang dengan keceriaan yang menyegarkan saya dalam memandu jauh.
Seketika, pabila mengamati topik tentang berbalas pantun pagi tadi, senyum bagai berbuah sendiri, hati bagai disuntik, minda bagai di terjah, seolah mengulang-tayang setiap memori yang dilalui oleh saya dan dia, adakala-nya kami akan berbalas pantun bersama-sama, sambil menganyam syair dan puisi hanya untuk menikmati dan melempiaskan rasa yang sama. Adakala-nya mencuit bahagia dan adakala-nya menyentuh ke jiwa.
Disini, saya sertakan sedikit jual-beli pantun kami, sebagai kenangan yang ingin saya kongsi bersama-sama. Harap maklum, kami hanya berbalas pantun untuk halwa telinga kami berdua, jika tidak seindah mana bahasa yang digunakan, maaf ya, yang penting saya tetap suka..hehe...Enjoy!!!
Terasa nyaman menyentuh pipi
Seketika, pabila mengamati topik tentang berbalas pantun pagi tadi, senyum bagai berbuah sendiri, hati bagai disuntik, minda bagai di terjah, seolah mengulang-tayang setiap memori yang dilalui oleh saya dan dia, adakala-nya kami akan berbalas pantun bersama-sama, sambil menganyam syair dan puisi hanya untuk menikmati dan melempiaskan rasa yang sama. Adakala-nya mencuit bahagia dan adakala-nya menyentuh ke jiwa.
Disini, saya sertakan sedikit jual-beli pantun kami, sebagai kenangan yang ingin saya kongsi bersama-sama. Harap maklum, kami hanya berbalas pantun untuk halwa telinga kami berdua, jika tidak seindah mana bahasa yang digunakan, maaf ya, yang penting saya tetap suka..hehe...Enjoy!!!
Terasa nyaman menyentuh pipi
Udara segar diwaktu pagi
Dikala yang lain larut dibuai mimpi
Mengapa Kanda tak tidur lagi
Berteduh sebentar di pohon sena
Sambil melepas penat dahaga
Masakan Kanda dapat terlena
Jika Dinda masih berjaga
Sayang selasih buah kapayang
Dipetik dara tika bertandang
Mengapa hati semakin sayang
Bila wajahmu kerap ku pandang
Mengail ikan di sungai kukup
Ikan dijual kepada nyonya
Sekali dua pandang tak cukup
Pandang selalu angau la jadinya
Buah Zaiton diatas peti
Dimakan budak rasanya pahit
Usah diruntun tirai hati
Kalau koyak Kanda nak jahit?
Dimakan budak rasanya pahit
Usah diruntun tirai hati
Kalau koyak Kanda nak jahit?
Pergi bersiram di muara kali
Muara kali airnya jernih
Hati sedih mari dikongsi
Hatimu luka, hatiku pedih
Sungguh indah tamannya surga
Telah termaktub didalam kitab
Rinduku berbunga lebat bahagia
Adakah Kanda punya penyebab?
Selat Melaka airnya biru
Panorama indah tiada tara
Rindu bukan sebarang rindu
Rindu pasal kena mentera
Indah mempersona teruna dan dara
Meniti kasih tersulam dijiwa
Cintaku kebal dari mentera
Hadirkan diri telus dari jiwa
Hehe..saya sudah semakin syok sendiri, ada baik-nya saya stop disini, dikhuatiri ada yang terpaksa berulang ke bilik mandi memuntahkan isi perut takkala membaca pantun-pantun jiwang saya ini, tetapi ingin saya katakan disini, ada baiknya sekali sekala, sebagai terapi untuk menguntumkan lagi keharmonian dalam perhubungan, apa kata anda mengalun madah bersama-sama, lebih enak didengar di telinga, ada ketikanya lebih mengeratkan ikatan yang ada. Tidak salah bukan kita mencuba, dalam kemodenan kita serapkan budaya bahasa kita yang sememangnya kaya dengan keindahannya.
Hehe..saya sudah semakin syok sendiri, ada baik-nya saya stop disini, dikhuatiri ada yang terpaksa berulang ke bilik mandi memuntahkan isi perut takkala membaca pantun-pantun jiwang saya ini, tetapi ingin saya katakan disini, ada baiknya sekali sekala, sebagai terapi untuk menguntumkan lagi keharmonian dalam perhubungan, apa kata anda mengalun madah bersama-sama, lebih enak didengar di telinga, ada ketikanya lebih mengeratkan ikatan yang ada. Tidak salah bukan kita mencuba, dalam kemodenan kita serapkan budaya bahasa kita yang sememangnya kaya dengan keindahannya.
Jumaat, 10 April 2009
Ketulusan Hati

Sedihku sakitku ku terima
Ku rela ku pasrah jalanku
Ini suratan aku dicoba
Demi rahmat-Mu ku memohon
Ya Allah ridhoi ketulusan hati
Ya Allah beri aku ketabahan
Ya Allah aku sanggup berkorban
Demi rahmat-Mu ya Allah
Di Dunia yang sarat godaan
Ku mohon dosaku ampunkan
Ingin bahagia dunia akhirat
Turunkan rahmat-Mu untukku
Ya Allah ridhoi ketulusan hati
Ya Allah beri aku ketabahan
Ya Allah aku sanggup berkorban
Demi rahmat-Mu ya Allah
Selasa, 7 April 2009
UlangTahun-mu
Hari ini kau menginjak dewasa
Tiada lagi kau menakali mereka
Hari ini kau adalah nahkoda
Pada bahtera yang kau taut indah bercahaya
Mengemudi gelombang dalam rumahtangga
Hari ini kau meningkat matang
Melepasi setiap jurang kehidupan
Menerobos masuk naluri kebapa-an
Senyum menguntum menyaksi perut kehadapan
Dengan penuh gaya kau mengecapi kebahagiaan
Hari ini mereka keseganan
Menyaksikan kau melangkah laju
Mendabik dada penuh rasa bangga
Membuktikan kepada semua mereka
Kejayaan bukan diukur pada usia yang muda
* * * * *
Di hari ini, aku merasa malu
Sebagai akak tiada aku mampu
Membalas setiap jasa dan usaha kederat-mu
Tiada pernah lidah-mu mengkhianati diri-mu
Sepanjang menjaga dan melindungi aku
Di hari ini, aku merasa terharu
Melihat kehidupan dan kebahagiaan-mu
Terpancar jelas di setiap lirik-kan matamu
Terubat rindu pada-mu yang kecil dahulu
Pabila kedewasaan jiwa-mu tersaji dimata-ku
Di hari ini, tanggal tarikh kelahiran-mu
Aku merasa bersyukur dan berbangga
Dianugerahkan oleh yang Esa, engkau adik-ku
Ku doakan engkau sejahtera selalu, bersama keluarga-mu
Kekal cekal dan tabah selalu, dilimpahkan rezeki untuk-mu
BoB Adik-ku,
Selamat Ulangtahun kelahiran-mu
Akak sayang kamu.
Sungguh.
Tiada lagi kau menakali mereka
Hari ini kau adalah nahkoda
Pada bahtera yang kau taut indah bercahaya
Mengemudi gelombang dalam rumahtangga
Hari ini kau meningkat matang
Melepasi setiap jurang kehidupan
Menerobos masuk naluri kebapa-an
Senyum menguntum menyaksi perut kehadapan
Dengan penuh gaya kau mengecapi kebahagiaan
Hari ini mereka keseganan
Menyaksikan kau melangkah laju
Mendabik dada penuh rasa bangga
Membuktikan kepada semua mereka
Kejayaan bukan diukur pada usia yang muda
* * * * *
Di hari ini, aku merasa malu
Sebagai akak tiada aku mampu
Membalas setiap jasa dan usaha kederat-mu
Tiada pernah lidah-mu mengkhianati diri-mu
Sepanjang menjaga dan melindungi aku
Di hari ini, aku merasa terharu
Melihat kehidupan dan kebahagiaan-mu
Terpancar jelas di setiap lirik-kan matamu
Terubat rindu pada-mu yang kecil dahulu
Pabila kedewasaan jiwa-mu tersaji dimata-ku
Di hari ini, tanggal tarikh kelahiran-mu
Aku merasa bersyukur dan berbangga
Dianugerahkan oleh yang Esa, engkau adik-ku
Ku doakan engkau sejahtera selalu, bersama keluarga-mu
Kekal cekal dan tabah selalu, dilimpahkan rezeki untuk-mu
BoB Adik-ku,
Selamat Ulangtahun kelahiran-mu
Akak sayang kamu.
Sungguh.
Ahad, 5 April 2009
DiaM

Sudah terlalu lama aku simpan, terlalu lama aku pendam, terlalu lama aku cuba elakkan, sehingga aku semakin buntu, semakin hilang arah tuju. Aku menjadi semakin diam…
Sering aku bertanya pada diri, kapan semua-nya akan segera pergi, hilang terus dari hati, jangan lagi bertandang pada diri, pergi jauh dari terus menghantui jiwa, ingin aku usir semua galau di dada, akal dan batin perasaan. Namun aku tetap diam…
Dalam aku mencuba meniti erti kasih, cuba menatang perasaan yang hadir, cuba membajai dengan rasa sayang, cuba menyulam cinta itu menjadi tenunan terindah, cuba menghidupkan pagi dan malam dan mewarnai-nya seindah pelangi. Sayang-nya aku hanya diam…
Pabila terasa hati semakin sayu, sukma semakin kusut, jiwa semakin sugul, diri semakin rapuh, akal semakin racau, aku mula bersujud, mata semakin sembap, pipi semakin basah. Aku masih juga diam…
Dalam diam aku cuba untuk faham, menilai-kan semua dengan cinta…
Barangkali mungkin dengan cinta, aku dapat memahami kedamaian hati, dan ketika cinta merasuk, cuba menyatukan rasa-ku dengan-nya, ia-nya dapat membawa aku terbang jauh, sejauh yang tidak dapat aku sentuh, laksana ku melihat merpati berkepak di antara awan hitam putih di hamparan langit biru, membawa risalah cinta bagi jiwa-ku, seperti aku cuba memahami diri-ku sendiri yang kian jauh merenung perjalanan hidup yang kian menukik, sarat dengan tanda tanya, menagih setiap jawapan dari aku yang masih lagi berterusan memilih untuk diam...
Sabtu, 4 April 2009
Jumaat, 3 April 2009
KemaTian
Kebelakangan ini, saya tiada daya untuk menitipkan apa-apa, akal bagaikan kosong, minda bagaikan bolong, hanya titik-titik hitam yang kelihatan bergentayangan di ruang fikiran mencari tempat jatuh. Adakah saya sahaja yang merasa, apabila usia tua mula menyingkap tirai kematangan.
Dengan itu, apa kata, untuk peringatan kepada anda dan juga saya sendiri, di hari Jumaat penghulu segala hari ini, kita hayati bait-bait kata ini. Mudah-mudahan kita sama-sama celik dan sedar dalam kita mengejar cita dan cinta dunia, ada satu CINTA yang pasti menanti kita. Disana...
Dengan itu, apa kata, untuk peringatan kepada anda dan juga saya sendiri, di hari Jumaat penghulu segala hari ini, kita hayati bait-bait kata ini. Mudah-mudahan kita sama-sama celik dan sedar dalam kita mengejar cita dan cinta dunia, ada satu CINTA yang pasti menanti kita. Disana...
******
MONOLOG SEORANG HAMBA
******
Apabila bercerai nyawa dari jasadnya,
Itulah yang dinamakan kematian,
Bukan sekadar hilang nikmat menghirup udara segar,
Bukan sekadar hilang nikmat makanan dan minuman,
Tetapi, hilang segala nikmat keduniaan,
Aku melangkah ke alam yang telah dijanjikan.
******
Mati itu benar! Soalan malaikat di barzakh itu benar!
Siksaan kubur itu benar! Nikmat di kubur itu benar!
Tetapi, sudahkah aku bersedia melaluinya?
Dengan amalan yang aku telah himpunkan,
Dengan maksiat yang aku telah rencanakan,
Tanpa mengira apa yang berlaku di hari kemudian.
******
Siapakah yang mampu membantu aku di situ?
Dia bertanya; Para pengikut engkau?
Pangkat kekuasaan engkau?
Harta engkau yang melimpah ruah?
Atau darjat keturunan engkau?
Ingatlah! Itu semua tidak membantu engkau,
Tanpa ada ketaatan kepada Yang Maha Esa,
Tanpa ikutan amalan yang disampaikan utusanNya.
******
Ingatlah mati tidak akan melupakan engkau,
Mati tidak akan tewas memburu engkau,
Ia berada di mana-mana, hanya menunggu masa,
Apabila telah tiba detiknya,
Maka Si Utusan Maut akan datang menjelma,
Sama ada dengan ceria atau bermasam durja.
******
Aku bermunajat; wahai tuhan Yang Maha Kuasa,
Berilah hidayah dan petunjuk kepada hamba,
Agar dapat menemui Mu dengan perasaan bahagia,
Tidak seperti hamba-hamba yang derhaka,
Tidak seperi Firaun, Qarun atau pengikutnya,
Tetapi umpama kekasihMu yang taat setia.
******
Tuan Haji Mohd Salleh Ariff
28 December 2008
Rabu, 1 April 2009
HuJan

Malam ini hujan menjumpai bumi.
Aroma tanah kering yang tersiram hujan menyeruak,
Aku mencium bau hangat.
Menatap air hujan yang berlomba menyirami tanah kering,
Ada kerinduan yang menyelip.
Aku tak pernah memikirkan kapan hujan akan turun,
Malam ini, hujan turun tiba-tiba…
Aku pun tak pernah memikirkan kapan seseorang akan datang,
Seperti hujan malam ini, engkau pun datang tiba-tiba…
Datang dan memenuhi ruang hatiku.
Menciumi hujan turun,
mengingatkanku akan hujan ciuman cintamu.
Aku kehilangan kata-kata ku ketika mendengar hujan ungkapan hatimu.
Merasakan tetesan hujan turun,
Aku ingin meneteskan kebahagiaan dalam hidupmu.
Seperti hujan yang hanya memiliki air untuk bumi,
Aku hanya memiliki diriku untuk dirimu.
Sesederhana hujan turun malam ini,
Begitu sederhananya dirimu.
Seperti segelas air yang jernih, hatimu terbaca jelas untukku,
Hati yang penuh cinta dan sayang.
Suatu ketika engkau berkata,
“Aku tidak akan mengatakan, belahlah dadaku..
maka engkau akan tahu seberapa besar cintaku padamu”.
“Aku ingin mencintaimu dalam keadaan hidup.
Hiduplah bersamaku seumur hidupmu,
maka kamu akan tahu bahwa aku mencintaimu seumur hidupku”.
Kalimat sederhana,
Tapi aku tak mampu berkata-kata lagi.
Hanya ada sentuhan luar biasa di hatiku.
Hujan malam ini sudah menuntaskan hasratnya membasahi bumi.
Rasa rindu yang menyelinap, menyisakan senyum dibibirku.
Hatiku berbisik sederhana, “Aku mencintaimu kekasihku”.
Langgan:
Catatan (Atom)